viabilitas janin tidak ditentukan oleh jumlah minggu kehamilan, tetapi dievaluasi oleh dokter yang bertanggung jawab untuk cara menggugurkan kandungan 3 bulan mengakhiri kehamilan wanita. Karena kemajuan dalam teknologi medis, janin yang sehat (yaitu tidak ada cacat genetik janin, kelainan janin yang signifikan atau anomali yang tidak kompatibel dengan kehidupan) mampu bertahan pada tahap awal kehamilan dibandingkan dengan 40 tahun yang lalu. Masih ada proporsi yang signifikan dari anak yang lahir prematur atau sangat prematur (kurang dari 24 minggu) yang tidak hanya masih memiliki kesempatan tinggi kematian perinatal, tapi siapa yang akan memiliki morbiditas yang cukup besar yang dapat mencakup keterbelakangan signifikan mental, tuli, kebutaan, masalah paru , makan yang buruk dan kerentanan yang lebih tinggi di kemudian hari penyakit kronis seperti diabetes.
Pada 28 minggu, sebagian besar janin akan bertahan lahir jika mereka normal. Jika janin tidak normal, maka masing-masing harus dievaluasi untuk menentukan apakah kelainan dikaitkan dengan tingginya insiden mortalitas dan morbiditas yang signifikan sehingga dapat menyebabkan kematian neonatal. Pada intinya; janin pada 32, 34, atau bahkan 36 minggu dapat dievaluasi dan ditemukan memiliki cacat genetik janin atau kelainan janin yang tidak akan memungkinkan untuk bertahan hidup sampai lahir atau mati segera atau segera setelah lahir. Itu harus tetap keputusan antara ibu dan dokter apakah dia harus mengakhiri kehamilan segera atau melanjutkan ke pengiriman istilah penuh. Jika ibu memiliki kondisi medis di mana hidupnya terancam jika pengiriman tidak terjadi dan baginya untuk menjalani C-section dapat menyebabkan kematiannya, maka keputusan untuk mengakhiri kehamilan untuk menyelamatkan kehidupan ibu harus tetap menjadi pilihan.
Untuk lawan aborsi mengatakan bahwa aborsi jangka terlambat dilakukan untuk alasan apapun benar-benar palsu. Ini adalah niat mereka untuk tidak mengungkapkan kebenaran sehingga mereka dapat melanjutkan agenda mereka tidak hanya berakhir Aborsi Term Akhir (penghentian kehamilan setelah 24 minggu) tetapi untuk mengakhiri semua aborsi.
klaim ilmiah yang viabilitas (kemampuan janin untuk hidup di luar rahim dengan cara buatan atau sebaliknya) yang terjadi antara 24 sampai 28 minggu telah diencerkan dengan kemajuan medis selama 3 sampai 4 dekade terakhir. Belum ada penurunan angka kematian perinatal untuk anak-anak yang lahir kurang dari 23 minggu selama dekade terakhir, dengan demikian yang intinya bahwa penurunan lebih lanjut dalam kematian neonatal sebelum usia kehamilan ini tidak mungkin terjadi. Mereka yang lahir pada atau lebih dari 23 minggu kehamilan memiliki peningkatan yang signifikan dalam morbiditas dan mortalitas perinatal selama 10 tahun terakhir.
Karena kemajuan medis yang telah memungkinkan janin lahir sebelumnya untuk bertahan hidup, penentang aborsi berpendapat bahwa hukum harus diubah dalam rangka mengatasi jumlah minggu viabilitas dimulai. Masalah ini telah dibahas dalam kasus Mahkamah Agung Planned Parenthood vs Casey mana negara memiliki kepentingan dalam perlindungan janin saat kelayakan dimulai yang ditentukan oleh dokter melalui evaluasi nya masing-masing janin individu. Mengatakan pada trimester kehamilan tertentu atau usia kehamilan tertentu aborsi mungkin tidak dilakukan benar-benar tidak benar dan tidak mempertimbangkan kondisi pasien yang hidup atau kesehatan mungkin terancam atau janin yang tidak memiliki kesempatan yang lahir hidup atau meninggal sesaat setelah lahir benar-benar salah dan tidak benar.
aborsi jangka terlambat setelah kandungan 3 bulan membuat persentase kecil dari jumlah total kehamilan diakhiri (approx.5%) dan itu masih menjadi isu penting bagi masyarakat kita. Ini adalah masalah yang sangat penting bagi wanita yang perlu untuk mengakhiri kehamilan mereka karena kebutuhan medis. Hal ini untuk alasan ini bahwa Aborsi Akhir Term harus tetap hukum.
No comments:
Post a Comment